Can we be together ?
Karya: Gisela Sarah Aquinna/IXE/15
Dek, ayo bangun ke sekolah!!! Teriak Ibu Jenica dari dapur. Jenica yang tertidur pulas itu seketika bangun dengan keringatnya, ia baru sadar bahwa sekarang adalah masa pertama kali Jenica sekolah dengan seragam putih abu-abunya.Jenica lari tergesa-gesa dengan handuk di pundaknya. Jam sudah menunjukan pukul 07.00 Pagi sementara Jenica masuk sekolah pukul 08.00. Jenica yang sudah selesai dengan permasalahanya itu langsung pamit kepada Ibunya untuk berangkat sekolah. “Bu, aku berangkat dulu ya, aku sudah terlambat ini”. Ibu jenica yang barusan saja selesai masak itu langsung lari ke depan dengan membawa sebuah kotak bekal berwarna biru “Jen, kamu ga sarapan? kan ada upacara” sayangnya Jenica tidak mendengar apa yang Ibu bilang karena Jenica sudah pergi ke sekolah dengan motor mio berwarna putih.
Aduh, gue telat ga ya? mana udah pada upacara lagi, ohya kelas gue yang mana sih? kata jenica sambil melewati lorong yang sepi itu, ahh iyaa itu kelas gue. Jenica langsung melangkahkan kakinya untuk masuk dan langsung menaruh tas pinknya itu di bangku paling belakang, Jenica mengendap-endap untuk memasuki barisan kelasnya yang sedang upacara, tapi takdir berkata lain. Ternyata salah seorang guru menyadari kehadiran Jenica yang terlambat itu. Dengan tegas seorang guru itu langsung berkata “Barisan orang tidak tertib bukan disini, namun di dekat ring basket itu” Jenica yang menyadari hal itu langsung pinda ke depan ring basket. Jenica melihat ada 6 orang terlambat, Jenica jalan ke barisannya tetapi dia melihat salah satu anak laki-laki yang menurutnya pernah ia kenali dulu. ‘loh,jayden? dia teman masa kecil gue bukan si?” kata jenica dalam hati. Jenica sengaja untuk baris di samping jayden. Jayden ternyata juga terlambat datang ke sekolah namun tidak separah jenica. Jayden datang lebih awal pukul 08.10 sedangkan jenica datang pukul 08.30.
Ini amanatnya lama banget si celetuk Jenica. “set dah tu mulut suka bener kalau ngomong, tapi gue setuju sih sama lo. SMA CENDIKA BINA 2 kan terkenal dengan amanatnya yang lama, lo gatau?” Jenica sontak melihat ke samping, dia kaget bahwa yang menjawab itu adalah Jayden, jayden yang ia kira sahabat kecilnya dulu yang pindah saat SD. ahh iyaa, gue tau kok, udah diem dengerin aja dulu amanatnya siapa tau penting bisik jenica, lantas jayden hanya senyum hangat.
—------------------BEL MASUK JAM WK—------------------
LAH, lo lagi? kata jenica kaget. “gue duluan yang duduk disini sebelum ada tas pink lo ini” kata jayden. Wali kelas mereka masuk dan berdiri di depan mereka semua. Selamat Pagi anak-anak semua hari ini kita akan menentukan pengurus kelas serta saya harap kalian bisa memperkenalkan diri kalian. Perkenalkan nama saya Ibu Hena, saya akan menjadi wali kelas dan menjadi Guru Bahasa Indonesia selama satu tahun bersama kalian, Ibu akan pilih random ya, yang pertama silahkan jeiden dulu yang perkenalan. “Ya, terimakasih bu Hena perkenalkan saya Jayden Alvaro, nama saya jayden ya bu bukan jaiden” Terimakasih jayden silahkan duduk. Jayden Alvaro? nama itu mirip banget sama temen masa kecil gue, gue sering manggil dia dengan sebutan jay, jangan-jangan itu dia? sontak jenica kebingungan dan melirik jayden dengan bombastic side eye. “halo jenica? kamu mengapa ngelamun nak? dari tadi saya manggil kamu untuk perkenalan loh” kata bu hena. eh? iya bu maafkan saya, Halo semuanya, saya Jenica Velencintia, panggil saya jenica aja terimakasih. Singkat sekali, jangan banyak melamun makannya celetuk Bu Hena. Dalam hati jayden berkata dengan penuh kebingungan “Jenica velencintia? dia temen lama gue kah?gue harus tanya ke dia langsung besok.” Sekarang langsung saja kita pilih kepengurusan kelas ya nak. Saya minta Jayden jadi ketua, Jenica jadi wakil ketua, Ivanna dan Dori jadi sekretaris 1 dan 2 ya nak, sedangkan untuk bendahara saya minta Ela dan Bian.
Terimakasih anak-anak untuk hari ini kalian terbaik, besok sudah masuk seperti biasa dan saya mohon jangan sampai ada yang telat. Jayden boleh disiapkan teman-temannya untuk pulang. Siap, beri salam. Untung aja udah selesai nih sekolah, Bu hena berisik banget kata jenica terhadap Jayden, Lantas Jayden yang sibuk menulis data siswa langsung berhenti sejenak karena ucapan jenica. “mulut lo sewot banget buset, mirip temen gue dulu lo”. Jenica langsung pergi dengan membawa tas nya sambil berkata gue pulang duluan,capek. Sambil melangkahkan kakinya untuk ke parkiran Jenica lantas merasa semakin percaya bahwa Jayden adalah sahabat masa kecilnya. “ini moge ngehalangin motor gue aja aelah”. Itu kendaraan gue, jangan lo sentuh. mahal” Jayden yang tiba-tiba muncul di samping Jenica. Yaudah singkirin, capek gue ketemu lo terus suruh jenica terhadap Jayden. Jayden dengan sigap mengendari mogenya dan meninggalkan Jenica.
Jenica seketika langsung cabut dari sekolah dan menuju rumah. Ibu jenica yang sedang duduk di teras rumah dan menunggu anaknya pulang dari rumah. *nguengg* bunyi motor jenica yang datang ke rumahnya. Ibu jenica yang sangat senang menyambut putrinya yang pulang dan bertanya “nak,hari ini bagaimana sekolahmu?” Jenica memasuki rumah dan tidak menjawab pertanyaan ibunya. Pertanyan ibunya hanya seperti angin. Jenica bebersih diri dan mengunci kamar tidurnya. “Anakku kamu baik-baik saja kan?” petik Ibu Jenica dari depan pintu kamar Jenica. “Buk,diem bisa?aku capek”. Entah apa yang dipikirkan Jenica hingga mengeluarkan kalimat seperti itu. Tepat pukul 00.00 Jenica mengeluarkan air matanya, Ia melihat betapa harmonis keluarganya dahulu dari sebuah lembaran album yang ia ambil di lemarinya. Jenica sudah kehilangan Ayah dan Sahabat yang paling ia sayangi, Jayden. “Pa, jenica pengen papa, jenica pengen cerita semua keluh kesah jenica. Tadi Jenica di sekolah bertemu Jay pa,mirip sekali. Jenica tadi udah ga sopan sama ibu, aku tau kalau itu salah pa”.
“Matamu kenapa sembab nak?” kata Ibu jenica yang melihat jenica keluar kamar. “gapapa bu, jenica kemarin habis bikin cerpen, maafin jenica ya bu yang kemarin” Jenica mengatakan itu dengan memeluk sang ibu yang sangat ia sayangi dengan pelukan hangat. “Bu, Nanti sarapan jenica di bekal aja, jenica ga sempat makan disini nanti telat lagi kan?hahaha” “Siap tuan putri” Balas ibu jenica dengan canda tawanya. Hari ini mungkin akan menjadi hari berkesan bagi jenica.
“Jen, sini lo duduk sama gue, biar gue ada yang bantu, ya ga? hahaha” celetuk Jayden dengan tangan yang menunjuk Jenica. “paansih sok asik begete” jawab jenica dengan singkat. “Jen, nanti ada yang pengen gue tanyain’’ Seketika jenica yang mengacangi jayden langsung menoleh ke arah Jayden. “Mukanya santai aje ngapa, kayaknya nih gue vampir di hadapan lo wkwk” Kata Jayden dengan mukanya yang songong. “Istirahat ke-1 ya jay, gue juga pengen ngomong sama lo”. “wishh, baru pertama kali masuk gue udah ada yang suka, ya ga Dor?” tanya Jayden pada Dori dan muka songongnya ke Jenica. “kalau sama jayden iyain baee jen” . Sekarang jam sudah pukul 09.50 sementara bel istirahat akan berbunyi 5 menit lagi. “Jen, kantin gas ga si qi? Ela yang mengajak Jenica untuk ke kantin bersama, “Gabisa la, udah ada janji sama jayden hehe” Sejujurnya Jenica dari tadi sudah ditakuti oleh dirinya sendiri. Jenica takut bahwa Jayden adalah sahabatnya dulu.
—-------------BEL ISTIRAHAT 1—----------------
“Jen sini!!” Teriak Jayden. Untung saja Jenica sadar akan keberadaan Jayden. Jenica langsung mengarahkan kakinya ke Jayden dengan rasa penasaran dan takut itu. “nih, gue beliin es jeruknya bu tati biar ga canggung banget” Jenica berkata pada jayden dan memberikan Es itu. “Makasih ya jen. Gue gamau basa basi sama lo, jujur aja semenjak lo yang tiba-tiba sebelahan sama gue di barisan upacara, dan muka lo yang kaget ketika tau nama panjang gue, gue juga lihat itu keychain kucing yang lo pasang di tas lo. Lo sahabat gue yang selalu gue cari kah jen or ica ?’’ tetiba suasana antara mereka jadi hening dan mereka hanya bisa menatap satu sama lain hingga Jenica berani mengeluarkan apa yang ingin ia katakan “Iya, gue Ica yang selalu lo cari dan lo Jay yang selalu gue cari, bener gue sengaja sebelahan sama lo, Iya gue juga kaget sama nama panjang lo. Gue juga nyadar keychain Anjing yang ada di tas hitam lo. makannya saat itu gue langsung pulang ke rumah dan yakin kalau lo itu orangnya, Jay”. Mereka hanya bisa mengeluarkan air mata, dan keychain yang mereka beli bersama orangtuanya saat di pasar malam. “ Ica? lo beneran teman kesayangan yang gue cari?’’ Kata Jayden dengan nangis isaknya. “Iyalah ini gue, mana janji lo yang mau ngajak gue kepantai yang lo bilang dulu?” Jenica yang mencoba menahan harunya dengan candaan yang garing. “nanti lo main kerumah ya Jay? Ibu kangen sama lo haha”. Sambung Jenica.
“boleh, nanti lo baliknya sama gue aja”. bel berbunyi pertanda masuk istirahat. Mereka berdua berjalan bersama kembali ke kelasnya. Jayden & Jenica merasa bahagia karena akhirnya mereka bertemu lagi. “Capek banget hari ini dengerin pak Dito ngomel”, nanti langsung cabut dah” bisik Jayden terhadap Jenica. Jenica hanya menanggapi dengan gelengan kepala. “Jay, bangun ayo cabut” Jenica berbicara dengan Jayden yang tertidur pulas karena omelan pak dito”. “Sorry haha, Jen bilang mama lo, lo pulangnya agak telat” Jenica lantas bingung ia ingin dibawa kemana tapi Jenica menuruti perkataan Jayden. Jenica lantas meninggalkan Jayden dan berkata “lo mau pulang ga?’’ dan jenica pergi meninggalkan Jayden. Saat jenica sedang berjalan menuju parkiran dari belakang ada seseorang yang mengangkat tas jenica supaya jenica tidak keberatan. Jenica menoleh ke belakang dan orang itu adalah Jayden. “Udah sana jalan biar lo ga jadi bungkuk” Jenica menoleh ke depan dan dia hanyan senyum-senyum sendiri dengan pipi yang memerah.
Jen,temenin gue ke pantai ya? Tetiba seorang Jay berkata seperti itu. Ayo jay gue udah lama galiat. “ayo jay buru” katanya. Jayden yang paham akan jenica itu pun mengangguk. Lalu mereka berdua naik motor milik Jayden dan berjalan menuju pantai, “Jay, kamu suka pantai? sejak kapan” tanya jenica. “hmm aku gatau setiap aku liat pantai aku keinget mama, mama suka banget sama pantai karena ombaknya yang nenangin, aku kangen mama makannya aku pengen liat pantai yang cantik kaya mama, dan nunjukin kalau ada salah satu temen ceweku yang selalu ada disisiku sejak kecil.” jawab jayden. “Jay?sorry aku gatau” ucap Jenica dengan rasa bersalah kala mendengar jawaban dari jayden. “jayyy liat” katanya dengan menarik tangan jayden untuk melihat pantai yang cantik. “iya cantik” kata jayden. “IYA BENER! CANTIK BANGET” seru jenica dengan senangnya. “cantik kaya kamu, jen”. katanya “kaya mama” ucapnya. Mereka berdua menikmati pemandangan tersebut dengan sedikit berbincang-bicang. “Jay, mama pasti liat kamu disini,mama itu bangga sama kamu, aku yakin mama disana seneng liat kamu ketawa lepas kaya gitu’ kata jenica. “bener ya?’’ ucapnya lalu melihat ke arah jenica. “bener jay” kata jenica. Lantas Jayden memeluk jenica dengan erat. Jenica benar-benar merasakan pelukan ini sangat hangat, dia teringat terakhir kali papa memeluknya. “Papa, papa bangga juga ga punya anak kaya jenica? papa tau ga aku pengen dipeluk papa lagi”batinnya. Jayden mengeratkan pelukannya dan menepuk-nepuk kepala Jenica, sambil menepuk-nepuk kepala jenica, jayden bertanya “Jen, can we be together?” Jenica lantas menjawab “always jay”. Tidak terasa sekarang sudah pukul 18.25. “jay ayo pulang, udah mau larut malam” katanya sedikit khawatir. “ayo” kata jayden. Setelah itu mereka berdua menuju ke motor untuk pulang, tidak lupa jayden mengantar jenica kerumahnya terlebih dahulu. Sampai dirumah jenica, terlihat mamahnya yang gembira akan kepulangannya mereka berdua, mama jenica sudah tau bahwa itu jayden karena jenica telah memberitahu mamahnya lewat wa. “Jayden, terimakasih sudah mau mengantarkan jenica pulang”. Jayden sontak kaget dan berkata “Tante, tante sudah tau kalau saya jayden? Jayden kangen tante” . “sudah jay, tante senang sekali, karena tante merasa aman karena kamu selalu disamping jenica dari kecil sampai kalian nanti berdua menikah haha” celetuk mama jenica dengan candannya. Jenica, Jayden dan Mama jenica hanya bisa tertawa dengan lepas, karena mereka bisa kumpul kembali.
“Tante jayden pulang dulu ya, Jen besok lo gue jemput aja” kata jayden dengan pamit. “Iya jay, makasih ya” kata mama jenica dan jenica. Jayden lalu mengendarai motornya dan berkata “dadahh” sambil melambaikan tangan. Setelah jayden pergi Jenica dan mama jenica masuk ke dalam, Jenica cerita dari awal-sekarang ia bisa bertemu jayden. Jenica dengan exicited menceritakan itu semua. Mama jenica lantas juga selalu mendengarkan Jenica yang sedang bercerita dengan senyuman yang hangat. Akhirnya mereka menjalani hari seperti biasa dan mereka mengukir cerita mereka sendiri dengan bahagia dan hidup menua bersama.
✧･ﾟ: ✧･ﾟ: THE END ✧･ﾟ: ✧･ﾟ:
0 komentar:
Posting Komentar